Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Hanya Karena Berbeda Bukan Berarti Salah


Di sebuah kantor, ada 2 orang, katakanlah si A dan si B, yang sedang duduk dan saling berhadapan. Mereka berdua sedang asyik berdiskusi panjang lebar membahas pekerjaan mereka. Bagaimana mereka melihat masalah yang terjadi dan bagaimana mencari jalan keluarnya.

Masing-masing memiliki pendapat dan pandangan yang berbeda tentang masalah tersebut. Si A mengungkapkan pendapatnya, dan gantian si B juga menyampaikan pendapatnya. Lama kelamaan malah makin seru, mereka berdebat dengan nada yang semakin tinggi. Rupanya masing-masing tidak ada yang mau mengalah, merasa pendapat dirinya yang paling benar. Dan tiba-tiba terdengar bunyi, “Braaakkk”.

Ternyata si A yang jabatannya lebih tinggi menggebrak meja. Kalau dibiarkan mereka berdua bisa berantem.

Mendengar kegaduhan mereka berdua, akhirnya datanglah sang Atasan yang dikenal cukup bijak. Sang atasan menanyakan apa yang sedang terjadi. Mereka berdua pun berebutan menyampaikan masalah dan pendapatnya masing-masing dengan nada yang masih tinggi.

Sang Atasan segera ambil tindakan, menengahi keributan mereka. Diambillah selembar kertas, dan digambarnya angka 9 di atasnya. Kertas dengan angka 9 itu diletakkan di hadapan mereka berdua, dengan angka 9 menghadap ke si A. Kemudian ditanyakan kepada mereka, “Angka berapakah ini?”

Si A menjawab, “Angka 9 pak“

Si B menjawab, “Ini angka 6 pak, bukan 9“

Kebayang kan ramenya? Mereka berdua ngotot dengan jawabannya masing-masing, angka 9 atau angka 6? Siapa coba yang benar, dan siapa yang salah?

Tiba-tiba sang atasan meminta si B untuk berdiri, dan merapat ke arah si A. Mereka berdua saling bersampingan melihat ke arah kertas tadi. Lalu Atasan menanyakan lagi “Angka berapakah ini?” Keduanya pun menjawab bersamaan, “Angka 9“.

Atasan pun menjelaskan kepada mereka berdua, “Selama kalian berdua berada di posisi atau sudut pandang masing-masing, mungkin jawabannya benar semua. Dari sudut pandang si A, benar itu angka 9. Dari sudut pandang si B benar juga itu angka 6.

Kalian tidak akan pernah akur dan ketemu, karena jawaban akan selalu berbeda. Dan kalian tidak akan tahu siapa sebenarnya yang benar mutlak. Tapi ketika kalian berada pada posisi dan sudut pandang yang sama, apa yang terjadi? Ya, jawaban kalian sama“.

Dari ilustrasi tersebut kita bisa mengambil sebuah hal yang menarik, dimana sebenarnya tidak ada pendapat yang salah(yang ada cara penyampaian yang salah).

Maka dari itu sangat penting bagi kita untuk memahami aturan diskusi maupun debat yang baik dan benar agar dapat memberi manfaat dan menumbuhkan sikap kritis, bukan malah sebaliknya!

Beberapa etika dalam debat diantaranya

-Menyampaikan pendapat dengan sopan
Seringkali kita menganggap bahwa debat hanyalah tentang memenangkan argumen saja sampai melupakan hal terpenting yaitu kesopanan.

-Berbekal Ilmu dan Argumentasi yang Kuat-Akurat
Hal ini juga penting agar menghindari debat kusir(baca: debat tiada akhir) dan juga untuk menghindari debat yang keluar topik.

-Memperhatikan dan Mendengarkan Lawan Bicara dengan Baik
Untuk hal yg ini biasanya saat kita berhadapan langsung, jadi ketika orang lain berbicara maka dengarkan sampai dia selesai menyampaikan pendapat jangan memotongnya, tak terkecuali disosial media juga ketika orang lain berkomentar maka baca sampai selesai, jangan hanya menyalahkan.

Kesimpulannya hargailah pendapat orang lain, meskipun berbeda kita tidak bisa memaksa orang lain untuk sependapat. Latar belakang, pengalaman, literasi juga turut mempengaruhi cara pandang orang lain jadi kita semua benar dari sudut pandang masing-masing, yang salah adalah cara menyampaikan pendapat yang bersifat memaksa.

"Kamu menghabiskan hidupmu melihat dunia dari sebuah lubang kunci, dan kini ketika lubang kunci tersebut bisa diperbesar dengan cara tidak terduga, kamu sulit percaya."
-Dr. Strange (2016)

Referensi
https://inspirasipedia.com/2017/12/04/angka-6-dan-9-samakan-sudut-pandang/amp/

Yuk gabung group kami di aplikasi telegram
https://t.me/joblokernet