Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Stop Making Stupid People Famous: Ada apa dengan kualitas SDM Indonesia saat ini?


Berawal dari diskusi nggak penting diatas motor bareng temen, yang kuliah aja males tapi dia ngomong gini, "pengen jadi kaya terus terkenal gampang ya, tinggal upload disosmed berlaku absurd nanti juga kesebar dan diundang kemana mana". Ok deal, prestasi bisa diakalin dengan ini ternyata biar lebih dikenal banyak orang tapi dengan stereotip berbeda.

Indeks modal manusia Indonesia (ISDM) sebesar 0,53 atau berada pada peringkat 87 dari 157 negara, berada di bawah Vietnam yang berada diperingkat 48 (Tahun 2018).

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan, Indeks Modal Manusia atau Human Capital Index (HCI) Indonesia masih tertinggal dibandingkan negara-negara lain. Tak hanya dibandingkan dengan negara maju, Indonesia bahkan tertinggal jauh dari negara-negara ASEAN, seperti Vietnam.

Ia menjelaskan, indeks modal manusia Indonesia sebesar 0,53 atau berada pada peringkat 87 dari 157 negara. Berdasarkan capaian pendidikan dan status kesehatan saat ini, anak-anak Indonesia yang lahir saat ini pada 18 tahun kemudian diperkirakan hanya dapat mencapai 53% dari potensi produktivitas maksimumnya.

Adapun berdasarkan data Bank Dunia (World Bank), indeks modal manusia Vietnam yaitu 0,67 atau berada pada peringkat 48. Secara rinci, Singapura dengan skor 0,88 berada pada peringkat 1, Malaysia dengan skor 0,67 berada pada peringkat 55, kemudian Thailand dengan skor 0,60 pada peringkat 65 dan Filipina dengan nilai 0,55 pada peringkat 84.

Sementara, Kamboja berada pada peringkat 100 dengan nilai 0,49, Myanmar peringkat 107 dengan nilai 0,47 dan Laos pada peringkat 111 dengan nilai 0,45. (Tahun 2018).

Kita masih terjungkal dan menjadi cambukan bagi kita semua, akankah tetap ingin seperti ini?. Tingkah laku dan sikap kita dalam bersosialisasi juga menjadi tolak ukur dan cerminan kualitas SDM kita.

Kemudahan komunikasi dianggap sebagai ladang untuk berkreasi, tetapi seharusnya pemahaman tentang akhlak dan bersosialisasi dengan baik harus diterapkan sejak dini. Lembaga pendidikan tidak hanya menekankan pada pembelajaran formal tapi juga normalitas yang berlaku dimasyarakat.

Atau sebaliknya, apakah ada penyimpangan secara masif kualitas standarisasi masyarakat tentang hal-hal bodoh yang dapat diterima khalayak. Dalam artian ada perubahan dalam penerimaan tingkah laku dimasyarakat yang mereka anggap lazim dan sesuai dengan era modern.

Bonus demografi indonesia di tahun 2030-2040 akankah semua dengan apa yang dicanangkan atau hanya jadi dongeng yang tak terealisasi jika ISDM kita masih terpuruk?

Saling mengedukasi tentang hal-hal yang normatif membuat cerminan SDM kita dapat bersaing. Bukan hanya saling menyalahkan secara sepihak.

Bakat itu adalah 1% ilham ditambah 99% kerja keras. Tetaplah kreatif dan selalu menjadi manusia yang bermanfaat bagi diri dan negeri.

Sc : kata.data

Yuk gabung group kami di aplikasi telegram
https://t.me/joblokernet