Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Yuk Mengenal Alexithymia, Kondisi Yang Dimana Penderitanya Susah Buat Mengungkapkan Perasaan/Emosi


Mungkin kalian pernah sedih, tapi susah banget gitu buat ngungkapin perasaan sedih kalian, atau mungkin kalian suka sama seseorang, tapi ga mau nembak karena takut berujung penolakan. Wkwkwkwk canda, skip. Lanjut ke topik utama

Alexithymia adalah ketidakmampuan seseorang untuk menyampaikan perasaan dan emosinya kepada orang lain. Biasanya, dikaitkan dengan gangguan antisosial. Padahal memiliki karakteristik yang berbeda.

Mengapa Ada Orang Yang Menderita Alexithymia?

Pasti kita pernah dihadapkan sama pertanyaan kayak gini, "gimana perasaan lu?" dan mungkin sebagian besar di antara kalian bingung buat menejawab pertanyaan tersebut.

Nah ini juga yang dialami sama penderita alexithymia. Mereka tahu kalo mereka lagi seneng banget, entah habis nonton film kesayangan, ngelakuin kegiatan menyenangkan, atau mungkin habis diterima gebetan. Akan tetapi, sulit bagi mereka buat ngungkapinnya

Alexithymia bukanlah penyakit atau gangguan mental, kondisinya bersifat subklinis. Artinya, ciri-cirinya tidak bisa disamakan dengan gejala penyakit klinis lain seperti diabetes, gangguan bipolar, flu, depresi, post-traumatic stress disorder (PTSD), dan sebagainya. Akan tetapi, alexithymia masih diakui keberadaanya sebagai fenomena psikologis.

Kondisi ini sering dikaitkan, bahkan keberadaannya muncul bersamaan dengan autisme, PTSD, hingga skizofrenia

Penyebab alexithymia secara pasti belum diketahui. Akan tetapi, para ahli berspekulasi bahwa pemicunya berasal dari gen, faktor keturunan, ataupun trauma masa lalu.

Pada sebuah penelitian dalam jurnal Neuropsychologia, kerusakan pada insula anterior otak ternyata memicu gangguan emosi yang mirip dengan alexithymia.

Insula anterior adalah bagian otak yang mengatur perasaan, perhatian, dan kepekaan terhadap rangsangan panca indra.

Apa Saja Ciri-cirinya?

Secara umum, pengidap alexithymia tidak bisa mengungkapkan perasaan dan emosinya kepada orang lain. Ketika berinteraksi dengan orang lain, pengidap alexithymia akan menunjukkan gejala seperti berikut:
  1. Kesulitan mengenali emosi dan perasaan.
  2. Kesulitan membedakan antara emosi dan respons tubuh terhadap emosi tersebut.
  3. Kesulitan mengenali serta merespons emosi orang lain, termasuk ekspresi wajah dan nada bicara.
  4. Memiliki cara berpikir yang sangat logis dan kaku tanpa menyertakan perasaan.
  5. Tidak mampu menyampaikan perasaannya dengan baik.
  6. Tidak memiliki mekanisme pengalihan emosi yang baik saat menghadapi stres.
  7. Jarang berimajinasi atau berfantasi.
  8. Terkesan kaku, menjauhkan diri, tidak punya selera humor, dan cuek terhadap orang lain.
  9. Merasa tidak puas akan hidupnya.
Alexithymia muncul dalam kondisi spektrum. Artinya, kadar keparahan dan dampaknya berbeda pada setiap penderitanya. Mungkin beberapa orang masih ada yang mengenali emosinya, tapi ada juga yang tidak sama sekali. Dalam beberapa kasus, penderita alexithymia tidak menyadari kondisi ini

Dampaknya adalah frustasi pada penderita maupun orang di sekitarnya. Karena ketidakmampuan dalam menyampaikan emosi sehingga menjadi hambatan saat berinteraksi dengan orang di sekitarnya.

Apakah Alexithymia Bisa Disembuhkan?

Ya, bisa. Dengan cara menangani masalah psikologis yang menjadi pemicunya. Langkah pertama adalah kamu harus berkonsultasi ke psikolog, nantinya psikolog akan mengajarkan kalian bagaimana caranya mengenali emosi. Kamu juga bisa menjalani terapi untuk memahami hubungan antara pikiran, emosi, dan respons yang kamu berikan.

Jenis terapi yang dapat kamu lakukan juga antara lain terapi kelompok, skill-based therapy, terapi kognitif dan perilaku, dan lain sebagainya.

Refrensi
https://nationalgeographic.grid.id/amp/131958973/alexithymia-kondisi-yang-membuat-seseorang-sulit-mengenali-dan-menyampaikan-emosi?page=all

Yuk gabung group kami di aplikasi telegram
https://t.me/joblokernet