Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kamu Harus Mencontoh Dari Bos Saep


Pastinya bagi kalian para penggemar sinetron Preman Pensiun sudah tidak asing dengan Saep. Saep adalah salah satu karakter di Preman Pensiun yang berperan sebagai seorang copet dan dosen di ABC.

Kegiatan mencopet Saep memang sangat meresahkan, tapi cobalah kalian kembali menonton aksi Saep di Preman Pensiun, sebenarnya ada hal-hal positif yang bisa kita contoh di balik aktivitas mencopet bos Saep. Langsung saja ya

Pada Preman Pensiun Season 1, awalnya Saep sebenarnya hanyalah anak buah dari Junaidi. Junaidi inilah yang sebenarnya bos copet di kota Bandung. Saep punya partner saat beroperasi yaitu Ubed. Waktu itu, skill mencopet Saep masih dibawah Ubed dan Junaidi. Ubed juga kadang-kadang menyalahkan Saep jika gagal dalam beroperasi. Saep pun semakin tersisihkan ketika Dewi datang, Dewi yang merupakan anggota baru ternyata sangat lihai dalam mencopet. Dewi bahkan dengan cepat mengambil posisi bos menggantikan Junaidi.

Saep terus belajar dari mereka bertiga. Usahanya tak sia-sia, ia pun semakin profesional dalam mencopet. Saat Ubed, Dewi dan Junaidi telah berhenti dari kegiatan mencopet, Saep terus berusaha untuk meningkatkan skillnya sembari berusaha meramaikan kembali khasanah percopetan di kota Bandung.

Mungkin hal yang bisa saya pelajari dari poin ini adalah, terkadang rival yang membuat kita semakin tertantang untuk membuat diri kita menjadi lebih baik. Kita harus mengetahui apa yang membuat rival kita terus maju dan apa yang membuat kita masih stuck di tempat yang sama. Hingga kita dapat meningkatkan skill kita dan mungkin saja kita bisa menjadi lebih hebat melampaui rival.

Tidak pelit ilmu, mungkin itulah pujian yang cocok disematkan untuk bos Saep. Tujuan besar Saep adalah yaitu meramaikan kembali khasanah percopetan di kota Bandung. Maka dari itu ia pun mendirikan ABC (Akademi Bandung Copet). Saep yang merupakan 'dosen' dari ABC merekrut satu persatu orang-orang yang pengangguran, miskin dan lemah iman untuk menjadi muridnya. Ia mengajari muridnya mulai dari dasar-dasar mencopet hingga menemani muridnya dalam beroperasi di angkot.

Tidak tanggung-tanggung, ia memiliki banyak sekali murid yang semuanya kemudian menjadi copet profesional, namun satu persatu telah keluar hingga akhirnya Saep kembali sendiri dalam melakukan kegiatan mencopet.

Dalam salah satu episode di Preman Pensiun Season 2, ada seorang turis dari Eropa yang tengah berkunjung ke Bandung. Turis yang sedang kebingungan itu pun menanyakan jalan menuju Asia-Afrika (nama jalan) kepada dua anak buah Saep yang juga tengah lewat. Arman, anak buah Saep pun dengan senang hati memberitahu lokasinya kepada turis itu. Sementara anak buah Saep yang lain, yaitu Lanang, diam-diam mengambil dompet si turis yang berada di tasnya.

Setelah itu Arman dan Lanang pun melaporkan kepada Saep bahwa mereka baru saja mencopet dompet turis. Saep yang melihat isi dompet itu berisi uang dengan mata uang Euro, langsung memerintahkan dengan tegas agar dompet itu dikembalikan kepada si turis. Sambil berkata kepada kedua anak buahnya bahwa boleh saja mencopet dompet warga Bandung, namun jangan sekali-kali mencopet dompet turis. Ia tidak ingin agar turis mencap Bandung sebagai kota copet. Ia tidak ingin Bandung disamakan dengan Hanoi, Buenos Aires, Amsterdam, Paris, Praha, Madrid dan Barcelona, kota-kota yang terkenal akan copetnya.

Beruntung, Arman dan Lanang dapat bertemu lagi dengan si turis itu. Arman berusaha mengalihkan perhatian si turis dengan mengajaknya ngobrol agar Lanang dapat memasukkan dompet ke tas si turis dengan diam-diam.

Pastinya kalian sudah paham apa yang bisa kalian contoh dari bos Saep. Ya, Saep memang selalu berusaha agar Kota Bandung tidak tercoreng di mata para turis, ia selalu memastikan agar Bandung selalu menjadi kota yang bersahabat untuk dikunjungi para turis.

Coba ingat kembali, sudah berapa kali Saep dihajar oleh anak buah Kang Mus, sudah berapa kali Saep dijebloskan ke penjara, apakah itu semua membuat Saep berhenti menjadi Copet? Tidak!

Menyerah mungkin tidak ada dalam kamus hidup bos Saep. Ia tidak akan pernah lepas dengan tujuannya yaitu meramaikan khasanah percopetan di Kota Bandung. Walaupun ia sudah ditinggal oleh sahabatnya yang sudah bertobat, walaupun sudah ditinggal oleh para muridnya. Ia tetap melanjutkan kegiatannya sembari berharap agar tujuannya terwujud suatu hari nanti. Intinya jangan menyerah!

Haha, mungkin hanya itu beberapa hal yang bisa saya tulis mengenai hal-hal positif yang bisa kalian contoh di balik kebiasaan mencopet bos Saep yang sangat meresahkan.

Dalam sinetron Preman Pensiun, mungkin keberadaan copet seperti Saep bagi sebagian orang membuat kota Bandung menjadi terkenal akan copet. Namun sisi positifnya adalah setelah menonton Preman Pensiun, kita akan jadi semakin waspada dengan copet yang berkeliaran di sekitar kita. Bukan hanya di Kota Bandung, namun di kota-kota besar lainnya di Indonesia. Awas Banyak Copet!

Tulisan ini saya tulis bertujuan agar kita seharusnya selalu bisa melihat ke sisi positif walaupun itu adalah hal buruk sekalipun, semoga ada yang bisa kalian pelajari dari tulisan mengenai bos Saep ini.

Yuk gabung group kami di aplikasi telegram
https://t.me/joblokernet