Kisah Wisanggeni, Si Racun Api
Sebelum mengenal Wisanggeni, terlebih dahulu saya akan memperkenalkan penyebab kelahiran Wisanggeni, yang tak lain dan tak bukan adalah kakeknya sendiri, Bathara Brama.
Bathara Brama dikenal sebagai Dewa Api dan Panglima perangnya para Dewa yang militan. Mempunyai watak bertindak cepat dan tepat, tidak mudah menyerah, rendah hati dan patuh kepada kedua orang tua.
Dewa ini bertempat tinggal di Kahyangan yang bernama Argadahana.
Bathara Brama merupakan putra dari Sanghyang Manikmaya putra Sanghyang Tunggal dengan Dewi Umayi putri Prabu Umaran. Dia memiliki 3 istri yang merupakan seorang bidadari, yaitu : Dewi Saci, Dewi Saraswati dan Dewi Rarasati.
Diantara banyak anaknya, yang paling terkenal adalah Dewi Dresanala yang diperistri Arjuna. Perkawinan ini menghasilkan seorang cucu bagi Bathara Brama, yakni Wisanggeni.
Di Kahyangan Suralaya
Mengetahui masa depan dari Wisanggeni, Bathari Durga dengki dan ingin memusnahkan Wisanggeni. Maka dari itu, dia ingin agar Dewi Dresanala menikah dengan putranya, Bathara Dewasrani.
"Suamiku, bolehkah aku meminta suatu hal kepadamu"? Tanya Bathari Durga membuka percakapan dengan Suaminya, Sanghyang Manikmaya.
"Tentu saja boleh, apapun yang kau inginkan akan aku penuhi" Jawab Sanghyang Manikmaya dengan tegas.
"Suamiku, aku ingin agar kau segera memerintahkan Brama supaya dia menceraikan putrinya, Dewi Dresanala dengan Arjuna" Pinta Bathari Durga.
"Baiklah, permintaanmu akan aku penuhi" jawab Sanghyang Manikmaya dengan singkat.
Sanghyang Manikmaya pun memanggil Bathara Brama dan Bathara Narada selaku penasihat Sanghyang Manikmaya.
"Hai, putraku Brama" panggil Sanghyang Manikmaya.
"Ada apa engkau memanggilku wahai ayah?" Tanya Bathara Brama dengan penuh tanda tanya.
"Ayah perintahkan kau untuk segera menceraikan putrimu, Dresanala dengan Arjuna!" Perintah Sanghyang Manikmaya dengan tegas.
"Apa yang ayah pikirkan. Keterlaluan engaku!!, tiba-tiba saja menyuruhku untuk menceraikan putriku dengan menantuku. Aku tidak akan melakukanya!!!" Jawab Brama yang sedikit marah.
"Apakah kau akan menolak perintah ayah!!?" Ucap Sanghyang Manikmaya yang juga mulai marah.
Disaat Ayah dan anak itu saling beradu mulut, tiba-tiba Prajurit Kahyangan Suralaya (Kahyangan milik Sanghyang Manikmaya) mendatangi ruang pertemuan itu dan memberi kabar bahwa Dresanala akan melahirkan.
Dengan cepat dan tegas, Sanghyang manikmaya memerintahkan Bathara Narada, Bathari Durga dan putranya, Bathara Dewasrani untuk bersama mengikuti Bhatara Brama ke Kahyangan Argadahana.
Sampai Di Kahyangan Argadahana
Sesampainya di Kahyangan Argadahana, Dresanala pun melahirkan sebelum waktunya. Bathari Durga dan Bathara Dewasrani mencoba menenangkan Dewi Dresanala.
Bathara Brama yang masih marah akibat ucapan ayahnya kemudian merebut bayi yang digendong Dresanala dan membuangnya ke Kawah Candradimuka yang terletak di Gunung Jamurdipa (Sebuah Gunung Purba yang terletak di Laut Selatan Jawa).
Narada yang merasa kasihan, kemudian membantu mengeluarkan bayi itu keluar dari kawah. Secara Ajaib, bayi itu telah tumbuh menjadi seorang pemuda. Narada kemudian memberikan bayi itu sebuah nama, yaitu Wisanggeni (Wisa = Bisa/Racun, Geni = Api, Wisanggeni = Racun Api).
Diberi nama demikian karena ia lahir akibat kemarahan brama, Sang Dewa penguasa Api. Selain itu, Api Kawah Candradimuka bukannya membunuh, justru menghidupkan Wisanggeni.
Wisanggeni mencari ayahnya
Seperti kisah Antareja dan Antasena, Wisanggeni kemudian datang ke Kerajaan Amarta meminta kepada Arjuna supaya diakui sebagai anak.
Semula Arjuna menolak karena tidak percaya begitu saja. Akibat dari itu, terjadilah perang antara Wisanggeni dengan Pandawa. Pandawa kalah telak melawan Wisanggeni.
Setelah itu, Wisanggeni menceritakan asal-usul dirinya kepada Arjuna. Arjuna pun, berangkat menuju Kerajaan Tunggulmalaya, tempat Bathara Dewasrani tinggal. Melalui pertempuran yang hebat, ia berhasil merebut Dewj Dresanala kembali.
Wisanggeni memiliki kecerdikan, kepandaian, dan kesaktian yang luar biasa. Dia dikenal pemberani, tegas dalam bersikap dan memiliki kesaktian luar biasa.
Wisanggeni terkesan angkuh. Namun hatinya baik dan suka menolong. Ia tidak suka tinggal di dunia bersama para Pandawa, melainkan berada di Kahyangan Awang-awang Kumitir, tempat Sanghyang Wenang (Leluhur para dewa) tinggal. Wisanggeni tidak pernah menggunakan Bahasa yang sopan kepada siapapun, kecuali kepada Sanghyang Wenang.
Tugas Berat Bathara Brama
Menjelang perang Bharatayuda, Bathara Brama mendapat tugas berat dari Sanghyang Manikmaya. Setelah bermusyawarah, para Dewa menilai tidak ada satu makhluk pun di dunia yang sanggup menandingi kesaktian Wisanggeni. Bathara Brama mendapat tugas berat untuk membunuh Wisanggeni.
Kemudian Bathara Brama memanggil Wisanggeni untuk menghadap dirinya, lalu Bathara Brama bertanya pada Wisanggeni untuk bersedia berkorban bagi kemenangan Pandawa dalam Bharatayuda, Wisanggeni menyanggupi.
Bathara Brama lalu menyuruh cucunya memandang salah satu titik diantara mata Bathara Brama. Seketika itu juga tubuh Wisanggeni mengecil sampai menjadi debu.
Terimakasih
NOTE : mohon maaf atas kesalahan gambar tokoh Bhatara Brama tadi. Terimakasih kepada Muhammad Akmal Azka yang telah mengingatkan saya untuk memperbaikinya.
Sumber
Teks :
• Adiputro, M. 2020. Wisanggeni. dari https://id,m,wikipedia,org/wiki/Wisanggeni. diakses pada 30 Maret 2021.
• wae, Hery. 2021. Dewasrani, Batara. dari https://caritawayang,blogspot,com/2013/01/dewasrani-batara.html?m=1. diakses pada 30 Maret 2021.
• bastara. 2011. Wayang (Brama). dari http://wayangsplaz5,blogspot,com/?m=1. diakses pada 30 Maret 2021.
• darto. 2012. Batara Brama. dari http://jagatingwayang,blogspot,com/2012/12/batara-brama.html?m=1. diakses pad 30 Maret 2021.
Gambar :
• MGA73bot. 2020. Bambang Wisanggeni,JPG. dari https://id,m,wikipedia,org/w/index.php?title=Berkas:Bambang_Wisanggeni.JPG&filetimestamp=20081011152911&. diakses pada 30 Maret 2021.
• Unkown. -. Batara Brama. dari http://3,bp,blogspot,com/-7JynBkToXZE/VgJ_dEUOcuI/AAAAAAAAYA4/XN8NH2zQyOk/s1600/brama.jpg. diakses pada 30 Maret 2021.