Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Apakah Anak Broken Home Selalu Memiliki Mental Yang Rusak?


Broken home biasanya dikaitkan dengan perceraian orang tua yang disebabkan oleh pertengkaran atau kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Namun, ternyata broken home tidak selalu seperti itu tapi bisa juga disebabkan oleh keluarga yang tidak harmonis.

International Journal of Applied Research menerbitkan suatu penelitian yang menjelaskan broken home adalah kondisi ketika keluarga tidak lagi utuh.

Ketidakutuhan keluarga bisa terjadi karena perceraian, salah satu orangtua meninggal atau masalah yang tidak dapat terselesaikan dengan baik.

Bahkan bisa juga karena adanya orang ketiga di dalam urusan rumah tangga, seperti orangtua, mertua, atau keberadaan perempuan maupun laki-laki idaman lain.

Mengutip dari situs resmi Brown University, idealnya keluarga adalah tempat anak tumbuh dan berkembang dengan sehat secara mental dan fisik. Namun, ada kondisi yang menjadikan kebutuhan emosional anak tidak terpenuhi. Seperti misalnya, pertengkaran orang tua, kekerasan dan komunikasi yang kurang di dalam rumah tangga membuat anak tidak dapat mengekspresikan perasaannya.

Ada 5 hal selain perpisahan orang tua yang dapat menyebabkan anak broken home, yaitu:
  • Salah satu atau kedua orangtua kecanduan sesuatu (bekerja, narkoba, alkohol, judi).
  • Orangtua melakukan kekerasan fisik terhadap anak atau anggota keluarga lain.
  • Salah satu atau kedua orangtua melakukan eksploitasi terhadap anak.
  • Seringkali mengancam anak saat keinginan orangtua tidak terpenuhi.
  • Orangtua otoriter dan tidak memberikan pilihan pada anak.
Jika kondisi tersebut selalu terjadi, akan membuat anak memunculkan banyak reaksi untuk mengungkapkan isi hati dan pikirannya. Hal ini tidak hanya berdampak pada dirinya sendiri. Namun, dapat mempengaruhi hubungan anak dengan orang-orang di sekitarnya.

Dampak dari anak yang mengalami broken home, yaitu:
  • Kurang kasih sayang
  • Rentan mengalami gangguan psikis
  • Membenci orang tua
  • Sulit bergaul
  • Kekurangan moral
  • Mudah mendapat pengaruh buruk
  • Tidak berprestasi
  • Memandang hidup sia-sia
  • Potensi penyakit kejiwaan.
Tidak sedikit orang yang menganggap jika anak broken home memiliki masa depan yang suram, padahal anggapan itu tidak selalu terjadi. Karena anak broken home juga mempunyai hak yang sama dalam hidup, dan juga kesempatan untuk sukses dan hidup bahagia.

Anak broken home juga dapat memiliki kesempatan untuk hidup bahagia dan memiliki kesuksesan. Meskipun memiliki kesan negatif dan minimnya support pada anak broken home, tapi pada dasarnya mereka sama seperti anak lain. Meski keluarganya tak utuh atau harmonis, Namun tetap memiliki kesempatan yang sama dalam mengatur hidup untuk masa depannya.

Menurut kalian sobat enspedian, bagaimana tanggapan untuk anak yang broken home? Berikan semangat untuk mereka jika berada disekitar kita ya!

Referensi
[1] Herliafifah, Riska. 2021. "Berbagai Masalah yang Dialami Anak Broken Home".
Diakses melalui
https;//www,google,com/amp/s/hellosehat,com/parenting/remaja/kesehatan-mental-remaja/masalah-anak-broken-home/%3famp=1. Pada Juni 2021
[2] Savitra, Khanza. 2018. "11 Dampak Broken Home Terhadap Anak".
Diakses melalui
https;//www,google,com/amp/s/dosenpsikologi,com/dampak-broken-home-terhadap-anak/amp. Pada Juni 2021
[3] Hanim, Afifah. 2021. "5 Alasan Logis Anak Broken Home Juga Bisa Sukses dan Hidup Bahagia".
Diakses melalui
https;//www,google,com/amp/s/www,idntimes,com/life/family/amp/afifah-hanim/anak-broken-home-juga-bisa-sukses-dan-hidup-bahagia-c1c2-1. Pada Juni 2021

Yuk gabung group kami di aplikasi telegram
https://t.me/joblokernet