Budaya Kerja Part Time Job (Arubaito) di Jepang
Kalau kamu sering menonton film atau anime buatan Jepang, pasti sudah akrab dengan budaya kerja part time nya. Arubaito (sering disingkat baito バイト) adalah istilah lain part-time di Jepang.
Budaya kerja part-time atau kerja paruh waktu merupakan impian bagi para remaja di Jepang terutama di kalangan anak sekolah. Negara ini membuka berbagai pekerjaan part-time atau arubaito untuk pelajar, mahasiswa, maupun masyarakat umum. Hal ini wajar karena Jepang sudah membiasakan budaya kerja keras sejak muda.
Ternyata, kebiasaan bekerja seperti ini sudah mereka lakukan sejak muda melalui baito atau kerja paruh waktu. Anak-anak muda Jepang sudah melakukan baito sejak SMP atau SMA kemudian dilanjutkan sampai mereka selesai kuliah. Baito umumnya mereka lakukan untuk menambah uang saku karena tingginya biaya sekolah membuat orangtua memberikan uang saku secukupnya.
Di Jepang, pelajar berumur 15 tahun sudah bisa mulai melakukan part time job. Orang yang melakukan part time job biasa disebut sebagai Freeter atau Furita yang berarti pekerja bebas. Saat pendaftaran mahapelajar baru di Jepang mulai dibuka, disaat yang sama akan banyak juga remaja yang sibuk mencari part time job.
Pengeluaran untuk mendaftar kuliah di universitas itu gak sedikit, belum lagi mereka harus membeli buku, pakaian, dan menyisihkan uang untuk acara kampus atau klub yang akan mereka ikuti. Sama seperti Indonesia, kebanyakan mahasiswa atau murid di Jepang dan Korea adalah perantau dari daerah, mereka biasanya tinggal di asrama khusus pelajar atau kost-an.
Bagi anak muda di Jepang, menjadi Furita adalah kesempatan untuk mereka mencoba banyak pekerjaan. Karena part time job biasanya dibayar per-jam, mereka bisa mengambil dua sampai tiga pekerjaan sekaligus dalam sehari.
Berdasarkan peraturan dari pemerintahan Jepang, seorang pelajar boleh bekerja 28 jam seminggunya dan biasa dibayar 800-1000 yen per-jam. Pelajar yang mencari part time job bukan karena mereka butuh uang lebih aja tapi karena hal tersebut udah biasa dilakukan. Selain mendapat uang jajan lebih, pelajar yang punya pengalaman melakukan part time job bisa terlihat lebih reliable saat melamar pekerjaan di sebuah perusahaan. Perusahaan besar bakal berpikir kalau pelajar yang pernah bekerja part time memiliki kemampuan komunikasi yang baik dan bisa menghadapi orang lain lebih baik dibandingkan yang belum pernah.
Para pekerja part time tersebut, biasanya bekerja di rumah makan atau mini market. Mereka mencari lowongan lewat website khusus pekerja part time atau dari informasi teman. Beberapa kampus di Korea dan Jepang juga memberikan informasi mengenai lowongan part time.
Untuk mahasiswa pertukaran pelajar dari luar negeri yang sekolah di Jepang juga bisa mengambil beberapa pekerjaan part time.
Pelajar asing pun juga boleh baito jika mendapat stempel izin yang diberikan keimigrasian atau kantor administratif daerah pada kartu identitas (zairyu kaado).
Pekerjaan seperti bekerja di dapur restoran, delivery makanan atau guru bahasa inggris cocok untuk orang yang kurang bisa berbahasa Jepang. Untuk orang yang bisa bercakapan sehari-hari, bisa bekerja sebagai kasir minimarket, pelayan kafe atau barista. Kalau pelajar yang udah benar-benar menguasai bahasa, bisa bekerja sebagai penerjemah atau tour guide. Gaji yang diberikan untuk orang yang bisa banyak bahasa juga bisa lebih banyak.
**** Jadi gimana menurut kalian apa kamu juga pernah bekerja sebagai part-timer? klo pernah share" pengalaman nya di bawah ya....
Source:
islanguageschool.co.id
hipwee.com
blog.ciayo.com
https://ggwp.id/media/hiburan/viral/budaya-positif-yang-menjadi-impian-remaja-jepang?amp