Kampanye "Empat Hama" Yang Berakhir Menjadi Bencana Besar Dalam Sejarah
Sekalian ada tentang ekologinya. Bisa dijadiin contoh kasus yang terjadi apabila ekosistem terganggu juga.
Pada tahun 1949 saat Tiongkok berhasil diambil alih oleh Partai Komunis Tiongkok dan mendirikan Republik Rakyat Tiongkok (RRT), mereka memulai sebuah program bernama "Lompatan Jauh ke Depan" dengan tujuan membangkitkan ekonomi Tiongkok.
Salah satu tindakan pertama dari program lompatan jauh ini i dikenal sebagai Kampanye Empat Hama. Dinamakan seperti itu karena tujuannya mengajak untuk memberantas ke 4 hama, dari nyamuk karena dianggap menyebarkan malaria, lalat karena menganggu, tikus/hewan pengerat karena menyebarkan wabah, dan burung pipit dipercaya sebagai pemakan buah, gandum dan beras yang rakus.
Melalui propaganda seperti poster di bawah, masyarakat yakin bahwa burung pipit adalah hewan yang keji. Akhirnya banyak orang yg memakai senjata dan perabot-perabot lain untuk membunuh burung-burung meski susah sih bunuhnya. Sarangnya, telurnya, anak-anak burung pipit ini dibasmi semua.
Selain melalui poster, kampanye ini didukung dengan pemberian penghargaan di sekolah, di tempat kerja, di pemerintahan dengan ketentuan membunuh burung pipit terbanyak,
Setelah beberapa waktu semenjak kampanye berlangsung, burung pipit mulai punah. Tetapi populasi belalang menjadi melonjak pesat. Kenapa?, setelah di teliti dengan membedah perut burung pipit yang sudah mati, kebanyakan hanya ditemukan serangga-serangga, ya kadang-kadang ada biji-bijian tapi sedikit aja. Tidak seperti yang digemborkan jika burung pipit menghabiskan gandum dan beras.
Nah, si belalang ini adalah salah satu makanan khusus burung pipit, tetapi karena burung pipitnya sudah menghilang akhirnya belalang makin naik populasinya. Belalang ini memakan sebagian besar pertanian, yang harusnya untuk manusia.
Pada tahun 1958, produksi tanaman menurun 15% di Cina. Pada tahun 1959, angka itu melonjak hingga lebih dari 70%, menyebabkan kelaparan hebat di Tiongkok. Antara 18 juta dan 45 juta orang meninggal karena kelaparan.
Progam Lompatan Jauh ke Depan berakhir pada tahun 1962.
Referensi:
http://monthlyreview.org/commentary/did-mao-really-kill-millions-in-the-great-leap-forward
Discovermagazine