Apa Itu Kebahagiaan?
Pertama-tama, saya ingin mengajukan pertanyaan.
Apakah anda yakin jika kebahagiaan itu ada karena anda berpikir? Sayangnya, banyak orang mengira kebahagiaan ada dengan sendirinya seperti desiran angin.
Padahal, ada banyak orang yang hari ini masih kurang dengan apa yang mereka dapatkan, sementara tidak sedikit juga orang lain yang masih besyukur tidak mendapatkan apapun,
"Ah, mungkin hari ini belum saatnya, semoga besok."
Ini semua tergantung pada seberapa cerdas anda dalam memaknai takdir, manusia memiliki kecerdasan yang luar biasa dalam memaknai takdirnya sendiri, dan hal inilah yang membuat apa yang biasa kita sebut dengan Filsafat itu ada.
Sebenarnya, apapun kejadian yang kita alami adalah bersifat netral, tidak baik ataupun buruk, semua tergantung bagaimana kita memaknainya.
Sebagai contoh :
Ketika anda merasa sangat haus dan membeli sebuah minuman di salah satu toko, namun sialnya saat ingin anda minum, ternyata anda lupa melihat bahwa minuman tersebut sudah expired.
Dalam kejadian tersebut, intelektualitas anda akan berperan memaknai apa yang terjadi dengan banyak kemungkinan.
Dan bisa saja anda tidak menggunakan intelektualitas sama sekali untuk menyelesaikan masalah tersebut,
Demi memuaskan amarah, anda bisa kembali ke toko tersebut hanya untuk marah-marah, memaki seluruh karyawan dan memperburuk hari ini dengan umpatan paling buruk,
Atau justru anda bisa dengan lebih bijak melakukan hal lain seperti,
"Maaf, Mbak. Tadi minuman yang saya beli expired, saya juga lupa mengeceknya sebelum membelinya, bisakah saya menukarnya lagi?"
Lebih dari itu, atau malah bisa menerapkan hal-hal yang seharusnya kita benci menjadi hal yang bisa kendalikan seperti para Filsuf Stoic?
"Lah? Expired? Untung aja belum diminum, coba kalau tadi aku nggak lihat dan langsung aku minum, sekali tenggak langsung bisa dinner sama malaikat Munkar dan Nankir, hahahaha. Betapa indah hari ini nggak jadi mati."
Lihat, anda memiliki kecerdasan untuk memaknai banyak hal di dunia terlepas dari segala apa yang terjadi.
Anda bisa melihat itu dari seorang Stephen Hawkins, bagaimana dia bisa menguak semesta ini hanya dengan duduk di atas kursi roda,
Atau jika kita melihat lebih dekat dari kultur di negara kita ini di mana setiap ras memiliki nilai filosofisnya tersendiri dalam memaknai hidup,
"Akeh durung mesti cukup, sethithik durung mesti kurang"
Banyak belum tentu cukup dan sedikit belum tentu kurang. Sebanyak apapun penghasilan Anda, kalau Anda tidak dapat mensyukurinya pasti akan merasa kurang salamanya. Intinya ada di dalam hati, bagaimana untuk dapat mensyukuri atas semua pemberian.
Akhir kata dari saya,
Terlahir menjadi kaya atau terlahir miskin
Punya banyak keturunan atau mandul dari lahir
Kecantikan alami atau cacat fisik
Gagal atau berhasil
Ditolak atau diterima
Kehidupan memang tidak pernah berjalan sesuai isi kepala kita, dan kita tidak pernah memintanya.
Ini hanya sekali, dan hanya itu yang kita punya sekarang.
Jadi, seberapa jauh anda memaknai semua ini?