Fenomena Menakjubkan Layaknya Hujan Meteor Terlihat Di Langit Amerika
Fenomena layaknya hujan meteor takjubkan warga AS di Pacific Northwest pada kamis (25 Maret 2021) jam 9 malam waktu setempat (atau sekitar pukul 11 pagi WIB kemarin jika di Indonesia).
Banyak orang di media sosial dengan bersemangat membagikan video dan foto momen tersebut, menyatakan puing-puing yang jatuh tersebut sebagai hujan meteor, "bintang jatuh", atau komet. Beberapa bahkan mengutip aktivitas luar angkasa (alien) sebagai penyebabnya.
Namun faktanya fenomena itu bukan hujan meteor, komet, maupun perbuatan alien. Tapi merupakan sampah antariksa berupa stage-2 roket Falcon 9 milik SpaceX yang kembali masuk ke atmosfer Bumi dan terbakar sehingga menerangi langit dan mengejutkan warga yang melihat fenomena tersebut.
Diketahui bahwa stage-2 roket Falcon 9 yang jatuh tersebut merupakan bagian dari roket Falcon 9 yang meluncurkan 60 satelit Starlink pada 4 Maret 2021 lalu. Dalam misi tersebut, stage-2 Falcon 9 gagal menyelesaikan deorbit burn-nya setelah selesai melepaskan muatan ke orbit.
Apa maksudnya?
Saya jelaskan dulu mengenai stage-2 roket ini. Roket Falcon 9 sendiri merupakan roket bertingkat (multistage rocket) yang terdiri dari stage-1 atau booster dan stage-2. Booster roket sendiri bertugas untuk meluncurkan roket hingga ke lintasan suborbital (biasanya sampai mencapai ketinggian kurang lebih 90 km), nah setelah itu stage-2 roket yang membawa muatan akan melepaskan diri dari booster dan melanjutkan perjalanan hingga mengorbit di orbit tujuan.
Booster ini sendiri karena dia meluncur tidak sampai mengorbit (sub-orbital) atau dengan kata lain jalurnya adalah parabola, maka booster ini akan kembali ke Bumi untuk mendarat di landing site (khusus roket milik SpaceX). Jika roket lain saat ini masih dibiarkan jatuh ke laut.
Namun bagaimana dengan stage-2? karena stage-2 mengorbit maka harus dilakukan sesuatu padanya setelah menyelesaikan misi agar ia tidak menjadi sampah antariksa yakni di deorbit (dijatuhkan kembali ke atmosfer) jika orbitnya masih rendah (Low Earth Orbit atau Medium Earth Orbit) atau di boost menuju orbit kuburan jika orbitnya sudah sangat tinggi (misalnya di High Earth Orbit).
Deorbit burn sendiri adalah proses penyalaan mesin roket secara retrograde (berlawanan arah orbitnya) guna memperkecil kecepatan orbit roket sehingga orbit roket akan menurun hingga akhirnya masuk kembali ke atmosfer Bumi dan hancur habis terbakar akibat gesekan udara di atmosfer.
Nah, inilah yang dilakukan oleh stage-2 roket Falcon 9 dalam peluncuran tanggal 4 Maret lalu. Sayangnya, stage-2 tersebut gagal menyelesaikan burn ini sehingga dia masih akan terus mengorbit Bumi dan menjadi sampah antariksa, walaupun begitu gesekan udara kecil di orbit rendah akan tetap menurunkan orbitnya secara perlahan.
Dan akhirnya kamis malam kemarin waktu Amerika, stage-2 roket Falcon 9 yang berbobot 3 ton tersebut sukses kembali memasuki atmosfer setelah 22 hari menjadi sampah antariksa, mulai terbakar dan menciptakan fenomena seperti hujan meteor.
Dari rekaman amatir warga disana, cahaya dari puing roket yang terbakar tersebut tampak bergerak perlahan melintasi langit mengingat kecepatan jatuhnya yang lebih lambat dari meteor. Gerakannya yang "lambat" ini membuat warga memiliki waktu untuk merekam momen ini dan menyaksikannya secara langsung.
Fun fact: Stage-2 Falcon 9 ini merupakan sampah antariksa dengan berat diatas satu ton yang ke-14 yang kembali jatuh ke Bumi sejak 1 Januari tahun ini.
Berikut Video Penampakannya
Referensi:
https://www.space.com/spacex-falling-rocket-debris-light-show
https://www.nytimes.com/2021/03/26/us/seattle-rocket-spacex.html
https://www.independent.co.uk/life-style/gadgets-and-tech/spacex-falcon-9-meteor-debris-shower-tonight-sky-lights-b1822778.html