Online Shaming & Pahlawan Keyboard Yang Kesepian
Jika kalian pengen melihat pahlawan online shaming coba search Suharto di platform manapun di situ anda bisa lihat diskusi cacat dari pembela maupun pembenci Suharto bukan membahas sejarah lagi tapi kebanyakan mereka hanya merendahkan orang lain
Online shaming, mungkin masih agak jarang didenger oleh banyak pengguna sosial media, padahal ya online shaming sering terjadi di circle social media kita atau bahkan anda pelakunya
Oke sebelum kita masuk lebih jauh, pertama kita harus memahami arti dari online shaming.
Online shaming secara garis besar berarti tindakan mempermalukan seseorang di internet, biasanya sifatnya menghina seseorang, baik itu secara sadar atau tidak.
Misal kita ambil contoh perbincangan di medsos nih ya hmm perbincangan terjadi antara Adi dengan Ari, posisinya Ari adalah admin sebuah grup yang unik dan Adi member biasa
Adi: saya rasa seseorang melakukan LGBT adalah hak nya sendiri
Ari: t*l*l lu , makanya sekolah dulu biar tau norma, otak kok di p*nt*t
Adi: loh kok
Ari: udah lu t*l*l gua kick aja lu dari sini, lu bisa menginfeksi member lain
Di tengah perbincangan ada member lain juga yang sepandangan dengan Ari
Anna: dih g*y lu ya
Ari: send foto profil Adi
Ari: pantesan suka g*y orang muka kek k*nt*l
Atau seperti beberapa contoh pada gambar dibawah ini:
Dari percakapan diatas anda bisa melihat falacy juga dimana si Ari make ad hominem dan nggak nyambung lagi ngaco argumennya, bisa lihat sendiri di contoh di atas bahkan si Ari nggak mampu membantah argumen awal si Adi, sedangkan si Ari main debat kusir disitu.
Nah sifat si Ari ini mencerminkan online shaming, yang mana dia menyerang si Adi bukan argumennya, serta dia menghina Adi tanpa sebab yang jelas (meskipun ada sebabnya pun kita tak seharusnya menghina orang)
Oke online shaming sendiri pada dasarnya berawal dari pemikiran "KEBENARAN"
Yang mana kebenarannya buta , dia menganggap dia sedang ada di jalan kebenaran dan dia sedang membelanya dengan cercaan dan makiannya dia ingin menyadarkan lawan bicaranya untuk memahami pemikirannya
Jadi kebanyakan pelaku online shaming sendiri menganggap dia adalah "PAHLAWAN" yang datang dari namek ke bumi untuk menerapkan kebenaran.
Nah sebenarnya banyak sih macem macemnya kata kata online shaming yang nyakitin cuma ada beberapa yang bener bene bikin gak terima seperti :
dasar kaum Bani togog, otak kok di pantat, otakmu kosong ya?, Bodoh kamu, dasar cina( ini beneran gak epic sama sekali rasis), dasar kaum monyet (menyamakan manusia dengan monyet karna dia di anggap biadab)
Nah efek dari online shaming sendiri beragam ada orang yang tadinya sering berargumen jadi males berargumen karna dia capek di rendahkan terus
Nah menurut penelitian psikologi
Orang yang sering merendahkan orang lain
Biasanya mereka mencari pengakuan lebih dari berbagai pihak
Saran
Nah saya pribadi kadang suka kelepasan juga sih dalam sosmed bahkan mungkin ada beberapa pihak yang masih gasuka sama saya karna dulu pernah lakuin online shaming juga
Nah saran saya sih kalo pen menjauhi prilaku toxic ini ada beberapa cara
1. Selalu ingatlah bahwa orang yang akan anda rendahkan itu juga manusia sama seperti anda , dia juga mempunyai perasaan maka coba posisikan lah diri anda jika di posisinya
2. Hargai argumen orang lain
3. Lihat segala hal dari berbagai sisi
4. Perbanyak literasi
5. Jauhi hal hal negatif
Kesimpulan
Nah point pentingnya kali ini ada
1. Online shaming sangat merugikan orang lain
2. Kebanyakan pengguna online shaming menggunakan disiplin logika ad hominem
3. Pengguna online shaming terkadang sering menggunakan debat kusir agar ia terlihat benar
4. Rasa ingin merendahkan seseorang hadir dari rasa ingin memiliki pengakuan lebih
5. Online shaming biasanya menimbulkan bekas rasa malu yang cukup lama bagi korbannya
6. Online shaming sungguh tydack epic kawan
Kalo ada salah ketik dan salah kata saya mohon maaf ,Oke segitu aja deh see you
Refrensi:
1.https://youtu.be/2Y4pjo7LTDg
2.https://en.wikipedia.org/wiki/Online_shaming
3.https://id.wikipedia.org/wiki/Ad_hominem
4.https://en.wikipedia.org/wiki/Irrelevant_conclusion