Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Lidah "Serba Bisa" Orang Indonesia


Di dunia ini ada banyak sekali bahasa, namun tak semua orang fasih dalam semua bahasa. Tentu saja orang hanya akan fasih pada bahasa resmi di negaranya. Bisa juga fasih dalam 1 atau 2 bahasa asing.

Nah, contohnya jika orang-orang ingin bepergian ke luar negeri mereka jelas akan kesulitan di negara orang bila tidak mempunyai kemampuan bahasa asing yang baik. Maka dari itu kita harus mulai belajar atau meningkatkan kemampuan berbahasa asing. Jangan tidak belajar bahasa asing karena tidak akan pergi ke luar negeri, fasih berbahasa asing itu sangat berguna untuk kegiatan lain juga.

Sebenarnya dunia sudah punya bahasa Inggris, atau biasa disebut sebagai bahasa internasional. Selain Britania Raya, lebih dari 80 negara di dunia menjadikan bahasa Inggris sebagai bahasa resmi mereka. Ini dikarenakan karena dulu Imperium Britania mempunyai jangkauan wilayah yang sangat luas karena penjajahan yang mereka lakukan selama berabad-abad.

Karena disebut sebagai bahasa internasional, itulah mengapa sekolah-sekolah di hampir seluruh negara di dunia memasukkan pelajaran bahasa Inggris dalam kurikulum mereka karena memang wajib untuk mempelajari bahasa Inggris.

Mari masuk ke pembahasan utama, mari kita anggap kita sudah fasih dalam bahasa Inggris. Namun apakah kita mampu berbicara layaknya orang Inggris? Iya kita bisa.

Lidah orang Indonesia itu serba bisa, ya walaupun tidak semuanya juga ya. Tapi kebanyakan!

Serba bisa yang saya sebut pada judul adalah bukan tentang kita fasih dalam bahasa Inggris. Namun tentang mengucapkan kata-katanya.

Sekarang ucapkan Good Night.

Sudah? Yap, kita bisa berbicara layaknya orang Inggris.

Punya teman orang Jepang? Suruh dia ucapkan good night.

“Guto naito.”

Wtf, apa yang dia katakan?

Bandingkan orang Indonesia dan orang Jepang dalam mengucapkan kata Good Night. Pengucapan si Indonesia benar dan pengucapan si Jepang justru menekankan huruf vokal pada akhir kata.

Hampir semua kata pada Bahasa Jepang tidak menggunakan huruf konsonan pada akhir kata. Kalaupun harus disuruh mengucapkan kata yang akhirnya huruf konsonan, mereka akan tetap menambahkan huruf vokal pada akhir kata. Ah iya, bukan hanya pada akhir kata saja, bisa juga di pertengahan kata. Ini sempat disindir juga pada lagu yang viral di YouTube beberapa waktu yang lalu, Tokyo Bon Bon 2020.

“Makudonarudo (McDonald), Guguru (Google), Toiletto (Toilet) Kitto-Katto (Kit-Kat) Dizunirando (Disneyland)”

Itu adalah sepenggal lirik dari lagu yang viral itu, terdengar aneh ya memang jika orang Jepang mengucapkannya. Karena itu sudah menjadi ciri khas mereka, maka walaupun sudah fasih berbahasa Inggris, mereka tetap tidak akan lepas dari lidah 'khas' Jepang mereka.

Usut punya usut, hal ini dipengaruhi dengan cara bahasa Inggris yang diajarkan selama bertahun-tahun di sana. Di negara tersebut, kebanyakan murid menghabiskan waktu hanya untuk mengingat daftar kata dan memeriksa grammar. Kemampuan praktis tidak terlalu ditekankan sehingga tidak banyak orang terdorong untuk berbicara bahasa Inggris.

Bukan hanya Jepang, orang Tiongkok? Korea? Brazil? Spanyol? Rusia? Coba suruh mereka berbahasa Inggris.

Mereka fasih, namun mereka tetap tak bisa lepas dari logat mereka masing-masing. Saya biasa melihat di televisi ketika Pep Guardiola, manager Manchester City berkebangsaan Spanyol diwawancarai oleh media seusai pertandingan, ia fasih dalam berbahasa Inggris, namun ketika berbicara logat Spanyol-nya sangat kental. Dan yang paling terkenal adalah Unai Emery, mantan manager Arsenal yang selalu mengucapkan “Good ebening.”

Rusia, masyarakat Rusia juga ternyata mengalami kesulitan berbahasa Inggris. Masalah ini timbul karena adanya bunyi huruf yang berbeda antara kedua bahasa. Salah satu masalah yang paling sering muncul adalah pencampur adukkan bunyi 's' dan 'th' saat orang Rusia berbicara bahasa Inggris.

Tidak usah jauh-jauh, Singapura misalnya. Mereka sering menambahkan ‘lah’ dalam bahasa Inggris. Kalau tidak salah yang seperti itu dinamakan dengan Singlish.

Bagaimana dengan orang Indonesia? Behh.. jangan ditanya. Lidah kita itu serba bisa, kita bisa ngomong Jepang dengan logat mereka. Kita bisa ngomong Inggris dengan logat ala ala keluarga kerajaan.

Orang Indonesia mempunyai lidah paling fleksibel sehingga mudah dalam belajar berbahasa Inggris. Bandingkan dengan orang India, Tiongkok, Jepang saat bicara bahasa Inggris. Sefasih apa pun mereka, dialek bicaranya pasti kental dengan bahasa kebangsaan mereka sendiri.

Terlepas dari beberapa aksen lokal yang memang sudah mendarah daging juga, tetaplah patut kita akui bahwa lidah Indonesia jauh lebih fleksibel berbahasa asing. Bukan hanya bahasa Inggris, bahasa asing lainnya pun bisa kita lahap. Seperti bahasa Prancis, Jerman, Jepang hingga Arab. Padahal, kalau kita perhatikan, bule-bule di TV aja kalau ngomong bahasa Indonesia suka nggak mulus gitu ngomongnya.

Hal ini memang sudah saya sering temui, bahkan saya sendiri sudah mencobanya sendiri. Walaupun saya juga sebenernya belum fasih dalam berbahasa asing, namun jika hanya sekedar mengucapkan kata-kata dari Bahasa Inggris, Spanyol, Jepang, Tiongkok, atau Rusia saya bisa. Bahkan saya sedikit-sedikit menirukan logat mereka.

Yap, sekarang mari kita mencoba untuk mengubah kiblatnya ke bahasa Indonesia. Sekarang kalian bersama teman kalian dari Amerika dan satu lagi dari Jepang. Ucapkan selamat malam dan suruh mereka juga.

Selamat Malam.

Syelamath Malamh.

Suramat Maramu.

Mereka bisa, tapi logat negara mereka sangat kelihatan. Berbeda dengan orang Indonesia tadi, bisa mengucapkan Good Night dengan logat ala orang Inggris. Hal seperti ini bisa kalian temukan dalam sitkom Kelas Internasional yang pernah ditayangkan NET.

Cristiano Ronaldo, personel boyband atau girlband Korea Selatan pun lidahnya keseleo ketika harus tampil di iklan Shopee.

“Beri semua di Sopi, geratis ongkiyr.”

Sementara itu orang Indonesia dengan mudahnya menirukan logat dari semua negara walaupun tidak fasih dalam bahasanya. Kita bisa ngomong India sambil menggoyangkan kepala, kita bisa mengumpat dengan umpatan khas Rusia, kita bisa bernyanyi lagu Jepang layaknya penyanyi aslinya. Wow sangat.

Saya bingung mau memberikan kesimpulan apa untuk ini. Apakah lidah di setiap negara diciptakan berbeda-beda? Ya nggak mungkin dong.

Nah, beruntunglah kita yang orang Indonesia, karena lidah kita itu adalah lidah yang sangat lihai untuk mempelajari bahasa asing.

Baiklah mungkin hanya itu yang bisa saya bahas untuk kali ini, Saram ensikuropedia bebasu

Yuk gabung group kami di aplikasi telegram
https://t.me/joblokernet