Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Apa Hal Pertama Ketika Kalian Membaca Atau Mendengar Kata "Orang Dalam"?


Dewasa kini, fenomena orang dalam makin hari makin ramai diperbincangkan.  Tidak sedikit dari kalangan masyarakat menjadi 'korban' dari orang dalam ini. Lantas, semengerikan apa sih Orang Dalam?

Pada dasarnya, "Orang Dalam" dapat diartikan sebagai karyawan yang bekerja dalam suatu perusahaan, instansi, atau lembaga, dan merekomendasikan orang yang dikenalnya untuk bekerja di perusahaan yang sama. 

Apakah hal ini salah? Tentu tidak. Dalam hal ini, rekomendasi hanyalah sebatas referral, tanpa usaha untuk mempengaruhi maupun memaksa pihak recruiter dalam pengambilan keputusan. Konkritnya, karyawan tersebut hanya bertindak sebagai ‘kurir’ dalam menyampaikan resume orang yang dikenalnya.

Lalu apa yang salah? Jika dilihat sebatas uraian di atas, memang tidak ada yang salah dengan orang dalam. Namun, seringkali ditemukan, orang dalam bertindak mempengaruhi recruiter dan bersifat demanding (menuntut) supaya orang yang ia rekomendasikan dapat diterima bekerja di tempat tersebut. 

Bentuk  pengaruh yang dilontarkan orang dalam ini juga cukup beragam, bisa berupa rayuan, memberikan sejumlah pemberian, menyebarkan berita palsu mengenai lawan dari orang yang ia rekomendasikan, hingga paling parah adalah ancaman. 

Sehingga hal inilah yang menyebabkan banyak pejuang rupiah yang sudah susah payah mencoba usaha terbaik mereka menjadi gagal dan sia-sia karena orang dalam ini. Nah pertanyaannya, apakah pelakunya hanyalah karyawan? Ataukah juga pihak management sendiri? Oops!

Apa saja sih dampak orang dalam yang demanding pada perusahaan?

Jika proses seleksi karyawan diwarnai oleh pengaruh orang dalam, berikut beberapa dampak yang mungkin terjadi dalam perusahaan:
  1. Kecemburuan sosial di antara karyawan lain.
  2. Pembengkakan biaya tenaga kerja akibat kandidat yang direkomendasikan oleh orang dalam yang seharusnya tidak diperlukan.
  3. Dari 'kurangnya kompetensi' hingga 'tidak produktif'  kandidat tersebuti karena ia tidak menunjukkan kapabilitas dan kelayakan untuk bekerja di tempat tersebut .
Mengapa "Orang Dalam" bertindak demanding?

Seringkali, orang dalam cenderung bersikap demanding ketika merekomendasikan kandidat karena didasari oleh beberapa hal berikut:
  1. Pemahaman yang salah terkait fleksibilitas standar seleksi karyawan yang menyebabkan standar recruitment menjadi mudah dinegosiasi.
  2. Merasa memiliki power karena memiliki jabatan yang penting di tempat tersebut. Sehingga apa yang dia katakan haruslah dituruti.
  3. Adanya conflict of interest, atau bisa dikatakan antara orang dalam dan kandidatnya sudah melakukan perjanjian dan kesepakatan yang bagi mereka sama-sama menguntungkan.
Siapa saja sih yang bertanggung jawab untuk mencegah fenomena "Orang Dalam" ini?

Apakah recruiter adalah satu-satunya pihak yang bertanggung jawab? Tentu saja tidak. Pihak management perusahaan turut mengambil andil di dalamnya. Pihak management sering kali meruntuhkan peraturan dan sistem yang telah ditetapkan. Ibaratnya, menertibkan ‘anak’ butuh kerja sama antara ‘orang tua’ dan ‘kakek/nenek’ untuk menjaga konsistensi pola asuh. That’s how it works!

Lalu, bagaimana sih cara untuk mencegah fenomena "Orang Dalam"?
  1. Jelaskan seterang-terangnya mengenai latar belakang dan apa yang dibutuhkan perusahaan kepada kandidat yang direkomendasikan oleh orang dalam. Hal ini bertujuan untuk menghindari terbentuknya asumsi standar seleksi yang negotiable.
  2. Selektif dalam menerima perlakuan baik dari karyawan/rekan kerja.
  3. Buat kesepakatan dengan pihak management dalam menerbitkan aturan-aturan mengenai sanksi jika terdapat orang dalam yang berusaha untuk melakukan nepotisme.
  4. Komunikasikan hasil seleksi secara objektif berdasarkan data.
Orang dalam ibarat pisau bermata dua. Jika diasah dengan baik oleh perusahaan, maka dampak baik lah yang akan didapat. Namun jika perusahaan lalai dalam menerapkan pola asuhnya, maka mereka juga akan menjadi bumerang.
Bagaimana dengan kalian? Apakah kalian termasuk orang dalam? Orang yang direkomendasikan oleh orang dalam? Atau malah korban dari orang dalam?

Sumber dan Referensi:
1. Pengalaman pribadi
2 . Kalibrr Blog: Ada Apa Dengan "Orang Dalam"? https://www.kalibrr.com/blog/2020/01/ada-apa-dengan-orang-dalam

Yuk gabung group kami di aplikasi telegram
https://t.me/joblokernet