Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Mengkhayal, Ketika Angan-angan Mengambil Alih Kesadaran


Siapa nih disini yang suka mengkhayal? Suka ngebayangin hal-hal yang keren?
Mengkhayal seru yah, asyik juga. Kayak ngebayangin kita dapat accepted letter dari Harvard, atau kayak kita menang undian ratusan juta rupiah.
Duhh serunya, apalagi kalau jadi nyata.
Tapi disini saya akan coba memberi sudut pandang lain tentang mengkhayal.

Pertama, apa itu mengkhayal?
Mengkhayal adalah kondisi dimana seseorang menciptakan serangkaian cerita dalam angan-angannya. Jadi peristiwa tersebut belum terjadi dan mungkin memang tak akan terjadi, namun kita sudah mengaturnya dalam ingatan kita.

Sejenak, mengkhayal adalah hal yang menyenangkan. Bagaimana tidak, dalam khayalan kita adalah seorang miliader. Tentu itu sangat menyenangkan. Namun menurut saya, ada beberapa alasan mengapa kita tidak boleh sering mengkhayal. Bukan berarti tidak boleh mengkhayal yah

Kebanyakan mengkhayal menurut saya pribadi dapat membuat seorang individu kehilangan kontrol untuk hal sadar dan di bawah sadarnya.
Orang-orang yang keseringan mengkhayal jadi kesulitan menerima kenyataan. Terutama jika kenyataan itu sangat jauh berbeda dengan isi khayalan. Kita cenderung merasa kecewa sebab realita sangat jauh berbeda dibanding ekspetasi kita.

Selanjutnya, mengkhayal saya yakini sangat mempengaruhi emosi seseorang. Orang-orang yang menghabiskan waktu mengkhayal berlebihan menjadi lebih mudah tempramen. Mudah marah, mudah sedih, dan cenderung gelisah. Ini diyakini karena otak sudah didominasi oleh cerita-cerita yang terlampau jauh dengan apa yang dialami individu itu sendiri secara nyata. 

Jadi otak kita bekerja secara tak sadar, walau kita merasa tidak ada hal yang membuat kita sedih, kita tiba-tiba sedih bahkan sampai menangis. Ini karena otak kita terbiasa dengan hal-hal yang bagus sebagai isinya, jadi kalau ada satu saja hal buruk. Otak kita jadi mempengaruhi emosi kita, walau kita sendiri tidak tahu apa yang bikin kita sedih. Begitu juga emosi lain seperti marah.

Lebih dari itu, khayalan yang berjalan mulus dalam kepala kita. Membuat kesadaran kita hilang. Sehingga mampu merubah perspektif kita tentang hidup. Kita yang awalnya nyaman-nyaman saja menjalani hidup, menjadi berubah. Kita mulai membandingkan kehidupan nyata dengan khayalan.
"Andai aku orang kaya" harusnya untuk menjadi kaya, jangan berandai-andai. Realisasikan.
Selain itu, kita mulai berubah karena merasa hidup tidak sesuai ekspetasi. Padahal memang begitulah hidup, dan itu yang kita alami secara nyata.

Lalu, mengkhayal juga menurut saya mampu membuat seseorang rentan terkena gangguan kejiwaan seperti halusinasi akut. Kita membentuk cerita sendiri dalam kepala kita, lama-lama bukan tidak mungkin kita juga membentuk tokoh-tokoh nyata akan cerita itu.
Kondisi ini sudah tidak wajar lagi, karena membatasi kita dengan dunia nyata. Buruknya, membuat kita stuck dalam angan-angan kita dan berakhir menyalahkan diri sendiri ketika semua itu tak terpenuhi.

Karena itu, baiknya kita jangan berlebihan dalam sesuatu. Termasuk mengkhayal. Jangan terlalu sering membayangkan hal-hal indah nan mustahil dalam kepala kita karena itu bisa berdampak buruk. Sebenarnya tidak salah kalau mau mengkhayal, tapi jika khayalan kita mengambil alih kesadaran. Maka kita harus segera berhenti berlebihan akan itu. Tetap kenali batas antara imajinasi dan realita.

Cara untuk mengurangi kebiasaan ini salah satunya adalah selektif memilih apa yang kita baca, dan apa yang kita tonton.
Sebagian besar keinginan untuk mengkhayal muncul setelah kita menonton atau membaca sesuatu. 

Jadi belajar untuk tidak begitu terbawa oleh sesuatu yang kita baca dan kita tonton. Jika bisa, kurangi menonton atau membaca sesuatu yang bersifat fiktif dan drama.

Yuk gabung group kami di aplikasi telegram
https://t.me/joblokernet