Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Sejarah Penggunaan "X" Untuk Menyebut Sesuatu Yang Belum Teridentifikasi


Matematika menjadi sebuah momok menakutkan bagi sebagian pelajar. Bagaimana tidak? Terkadang kita disuruh untuk menghitung luas lingkaran, jumlah kelereng, luas kebun Pak Budi, hingga yang paling membingungkan, yaitu mencari nilai X.  

Kegiatan mencari nilai X itu seingat saya pertama kali diajarkan pada bangku kelas VII SMP. Benar, pada bab tentang aljabar. Sebuah fenomena ketika "X" menyerang eksistensi angka-angka.

Salah satu cakupan dari aljabar adalah mempresentasikan dan menganalisis situasi matematis menggunakan simbol dan prosedur aljabar. Simbol yang dimaksud adalah variabel yang biasanya berupa huruf. Nah, pada dasarnya setiap huruf bisa dijadikan sebagai variabel. Namun, pernahkah kita berpikir mengapa huruf yang sering digunakan adalah "X"? Ada apa dengan X? Padahal ada 25 huruf alfabet lainnya.

Proses penyimbolan X sebagai sesuatu yang belum diketahui tidak hanya digunakan dalam konsep matematika. Dalam kehidupan sosial kita juga sering digunakan istilah Mr.X, Faktor X, dan lain sebagainya untuk menyebut hal yang belum diketahui.

Terry Moore menjawab pertanyaan kita bersama. Beliau dalam seminarnya di sebuah acara TED Talk memaparkan hal tersebut. 

Seperti yang kita ketahui bawa konsep aljabar berkembang di tanah Arab hingga menjadi hal yang kita pelajari sampai saat ini. Aljabar tentunya tak bisa terlepas dari bahasa Arab. 

Untuk menyebut bilangan yang belum diketahui tersebut, orang Arab menyimbolkannya dengan huruf shin* (ش) dari kata yang berarti "sesuatu" (اشيء) dalam bahasa Arab.

Seperti yang kita ketahui bahwa Spanyol merupakan wilayah penyebaran Islam di Eropa. Sehingga lambat laun, konsep aljabar pun menyebar di sana. Namun, timbul masalah ketika orang Eropa ingin menuliskan rumus. Orang Spanyol rupanya tidak memiliki bunyi huruf seperti ketika menyebut huruf shin atau bunyi huruf "sh". 

Untuk mengakali hal tersebut, cendekiawan Spanyol akhirnya melakukan konvensi. Hasil konvensi memutuskan untuk menggunakan bunyi "ck" dari bahasa Yunani klasik yang disimbolkan dengan "chi/'kai/[χ]".

Ketika bahan aljabar kemudian diterjemahkan dalam bahasa Latin, penulisannya pun ikut berubah. Dari "chi" menjadi huruf "X" latin. Bertahanlah X menjadi variabel yang sering kita gunakan untuk menyatakan "sesuatu" dalam aljabar hingga hari ini.

"Mengapa X menjadi yang tidak diketahui selama 600 tahun? Karena Anda tidak dapat mengatakan 'sh' dalam bahasa Spanyol," tutur Terry Moore diikuti oleh gelak tawa dalam TED talk.

*Transliterasi Indonesia ش ditulis "syin". Dalam transliterasi Inggris dituliskan dengan "shin".

Trivia: 
Angka Romawi tidak memiliki angka nol.

Referensi:

Artiyono, Sabar. 2016. Ini Alasan "X" Dipakai Menyebut Sesuatu yang Belum Teridentifikasi. Diakses melalui https,//m,brilio,net/amp/ilmiah/ini-alasan-x-dipakai-menyebut-sesuatu-yang-belum-teridentifikasi-160407z,html pada 10 Juni 2021.

TED-Ed. 2013. Why is "X" the unknown? - Terry Moore. Diakses melalui video YouTube https,//youtu,be/yo7frsh6wtI pada 10 Juni 2021.

Wijaya, Ariadi. 2016. Aljabar: Tantangan beserta pembelajarannya. Jurnal Gantang vol 1 (1) hal. 1-14.

Yuk gabung group kami di aplikasi telegram
https://t.me/joblokernet