Makan Kok Berbunyi, Menikmati? Ga Beretika? Atau Gimana?
Kamu tipe orang yang makan seperti apa?
1. Berbunyi mengecap-ngecap saat mengunyah? (Mancapak bahasa minangnya), atau
2. Mingkem saat mengunyah?
Mungkin sebagian besar ada yang tipe 1 dan ada juga yang tipe 2. Namun kalau diperhatikan kenapa tipe 2 lebih beretika dibandingkan tipe 1?.
Sejak kecil kita sering diperingatkan oleh orangtua agar tidak mengeluarkan bunyi saat sedang mengunyah makanan. Ntah kenapa bunyi yang dihasilkan dari proses kunyah tersebut bisa menjadikan kita sebagai orang yang tidak beretika.
Apalagi kalau kita sedang makan dengan orang lain, itu bisa saja membuat selera makan orang lain jadi berkurang karena bunyi yang kita hasilkan sangat mengganggu.
Mengecap simbol Menikmati makanan?
Walau terkesan agak jorok, tetapi wanita/pria yang makan sambil mengecap bisa menikmati makanan yang disantapnya. Namun hanya saja ketika sedang makan dengan orang lain, maka itu sangat mengganggu sekali.
Padahal untuk urusan menikmati makanan, makan sambil mingkem dapat membuat lidah kita lebih concern merasakan makanan. Dengan kata lain lebih terasa nikmat makanan tersebut kalau kita makan sambil mingkem.
Makan sambil ngecap tidak beretika?
Didalam etika makan, baik dalam agama, kebudayaan dan kebiasaan masyarakat dunia, makan sambil mingkem sangat dianjurkan. Apalagi ketika makan dengan orang lain.
Di dalam kebudayaan minang, Ada sumbang makan. Yang sangat melarang makan sambil mengecap.
Di dalam kebiasaan masyarakat Indonesia, makan sambil mengecap dikatakan tidak sopan.
Di dalam etika makan kerajaan, mingkem sangatlah diharuskan. Etika dalam makan sudah diajarkan sejak kecil kepada para generasi mereka.
Dengan kata lain, makan sambil mengecap = Tidak beretika.
Namun bagaimana dengan suara seruput kuah sup dan mie di Jepang yang sebagai simbol penghargaan kepada si pemasak makanan?
Seruput kuah dan mie memang simbol penghargaan kepada sang koki, namun disaat mereka mengunyah, mereka tetap mingkem.
Studi lebih lanjut dilakukan para peneliti tentang mengecap dan suara menggangu lainnya.
Bahwasanya Kebencian terhadap suara mulut saat menguyah makanan atau suara-suara lain seperti suara pena, gunting kuku, atau mengetik dinamai dengan misophonia.
Seperti dilansir dari situs Thrillist.com, reaksi negatif kebanyakan muncul karena anggapan suara mulut adalah hal yang menjijikkan dan tak pantas. Bagi mereka yang risih akan cenderung memilih menggunakan headphone demi sama sekali menghindari situasi tersebut.
Maka kesimpulan akhir yang dapat kita ambil adalah.
1. Sebaiknya cara makan kita tidaklah mengecap-ngecap. Selain tidak sesuai dengan etika makan, itu juga bisa mengganggu orang yang sedang makan dengan kita.
2. Kita memang patut untuk menikmati makanan dengan cara kita sendiri. Namun adakalanya kita harus respect terhadap orang lain ketika makan dengan kita.
3. Makan sambil mingkem lebih kerasa menikmati makanan dibanding mengecap-ngecap.
4. Ketika kalian sudah terlanjur makan sambil mengecap, cobalah untuk mingkem dan rasakan kenikmatannya.
Referensi :
https://mojok.co/rsd/esai/makan-yang-sopan-dan-tidak-sopan/
https://m.liputan6.com/lifestyle/read/2300437/benci-terhadap-suara-mengecap-saat-makan