Demodex, Si Makhluk Mikroba yang Hidup di Kulit Manusia
Makhluk ini berukuran sangat kecil yaitu 0,1 hingga 0,4 mm sehingga tidak bisa dilihat dengan mata kosong.
Jika dilihat menggunakan mikroskop, bentuknya seperti monster dan cukup mengerikan. Demodex memiliki kaki berjumlah delapan dengan jari berupa bulu halus.
Ada belasan jenis Demodex, namun yang hidup dan berkembang biak di kulit manusia adalah jenis Demodex folliculorum dan Demodex brevis. Folliculorum hidup di pori-pori dan folikel rambut. Sedangkan brevis tinggal di daerah kulit yang lebih dalam, seperti di kelenjar sebaceous, yaitu kelenjar mikroskopis yang terletak di bawah kulit.
Kedua jenis Demodex ini berkembang biak pada malam hari karena tidak suka cahaya. Mereka akan ke luar dari pori-pori untuk kawin dan kembali ke tempat tinggal semula. Selanjutnya Demodex betina akan bertelur di tepi pori-pori tempat mereka tinggal.
Pada umumnya Demodex ini tidak membahayakan manusia. Namun kalau kamu jarang mandi atau tidak memperhatikan kebersihan, Demodex ini bisa berkembang biak dengan pesat sehingga jumlahnya tidak terkendali. Akibatnya kulit akan merasa gatal-gatal dan muncul ruam. Dikutip dari funfaczt, mengatakan Demodex ini juga berperan dalam munculnya jerawat.
Tungau D. folliculorum pertama kali ditemukan terdapat pada kotoran telinga manusia di Perancis pada tahun 1842.
Pada tahun 2014 lalu, Megan Thoemmes dari North Calorina State University bersama koleganya menemukan bahwa sekitar 14% manusia memiliki tungau. Mereka juga menemukan DNA dari Demodex di setiap wajah yang mereka uji. Populasi dari tungau ini mencapai ribuan. Selain itu, setidaknya ada dua ekor tungau di setiap sehelai bulu mata kita.
Sumber: https://m,ayobandung,com/read/2018/05/08/32508/demodex-si-makhluk-mikrob-yang-hidup-di-kulit-manusia
https://nationalgeographic,grid,id/read/13909930/makhluk-di-wajah-manusia-ada-namun-tidak-dapat-dilihat-oleh-mata?page=all
Jika dilihat menggunakan mikroskop, bentuknya seperti monster dan cukup mengerikan. Demodex memiliki kaki berjumlah delapan dengan jari berupa bulu halus.
Ada belasan jenis Demodex, namun yang hidup dan berkembang biak di kulit manusia adalah jenis Demodex folliculorum dan Demodex brevis. Folliculorum hidup di pori-pori dan folikel rambut. Sedangkan brevis tinggal di daerah kulit yang lebih dalam, seperti di kelenjar sebaceous, yaitu kelenjar mikroskopis yang terletak di bawah kulit.
Kedua jenis Demodex ini berkembang biak pada malam hari karena tidak suka cahaya. Mereka akan ke luar dari pori-pori untuk kawin dan kembali ke tempat tinggal semula. Selanjutnya Demodex betina akan bertelur di tepi pori-pori tempat mereka tinggal.
Pada umumnya Demodex ini tidak membahayakan manusia. Namun kalau kamu jarang mandi atau tidak memperhatikan kebersihan, Demodex ini bisa berkembang biak dengan pesat sehingga jumlahnya tidak terkendali. Akibatnya kulit akan merasa gatal-gatal dan muncul ruam. Dikutip dari funfaczt, mengatakan Demodex ini juga berperan dalam munculnya jerawat.
Tungau D. folliculorum pertama kali ditemukan terdapat pada kotoran telinga manusia di Perancis pada tahun 1842.
Pada tahun 2014 lalu, Megan Thoemmes dari North Calorina State University bersama koleganya menemukan bahwa sekitar 14% manusia memiliki tungau. Mereka juga menemukan DNA dari Demodex di setiap wajah yang mereka uji. Populasi dari tungau ini mencapai ribuan. Selain itu, setidaknya ada dua ekor tungau di setiap sehelai bulu mata kita.
Sumber: https://m,ayobandung,com/read/2018/05/08/32508/demodex-si-makhluk-mikrob-yang-hidup-di-kulit-manusia
https://nationalgeographic,grid,id/read/13909930/makhluk-di-wajah-manusia-ada-namun-tidak-dapat-dilihat-oleh-mata?page=all